Hero2004 Corner
Since kita semua kena 'CHOW' dari ofis thn 2004 & semua kat KERTEH tu kelas2/bapak2 belaka...dan semua jantan2 belaka...
TERENGGANU KITE.....
- All
- Hadith
- Sukan
-
- Browse more categories
- Album Hero2004
- Berita
- Berita Hero2004
- Doa
- Gambar
- Hadith
- Hari Ini Dalam Sejarah
- Hebahan
- Hiburan
- Hidayah
- Ibadah
- Isu Semasa
- Kartun DiHero2004
- Khutbah
- Kisah Al-Quran
- Klip
- Komentar Hero2004
- Lagu
- Lawak Hero
- Luahan
- Macam-Macam
- Memori
- Moral
- Muat Turun
- Mutiara Kata
- Pantun Oleh Geng Hero2004
- Pena Roslan
- Pengajaran
- Perhatian
- Perisian
- Petikan
- Rilek Minda
- Sejarah
- Sembang EPL
- Sukan
- TeGanung
- Teknologi
- Ucapan Hero2004
Archives
Apa alamat/tanda malam Lailatul-Qodar? oleh Moderator
Lailatul-Qodar mempunyai beberapa alamat/tanda, baik secara langsung (yaitu pada malamnya) maupun setelah terjadi (yaitu pada pagi harinya).
Adapun alamat secara langsung (yaitu pada malamnya) di antaranya:
1. Sinar cahaya sangat kuat pada malam Lailatul-Qodar dibandingkan dengan malam-malam yang lainnya. Tanda ini pada zaman sekarang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang tinggal ditempat yang jauh dari sinar listrik atau sejenisnya.
2. Bertambah kuatnya cahaya pada malam itu.
3. Thuma’ninah. Yaitu ketenangan dan kelapangan hati yang dirasakan oleh orang-orang yang beriman lebih kuat dari malam-malam yang yang lainnya.
4. Angin dalam keadaan tenang pada malam Lailatul-Qodar, tidak berhembus kencang (tidak ada badai) dan tidak ada guntur. Hal ini berdasarkan hadits dari sahabat Jabir bin Abdillah sesungguhnya Rasulullah bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya Aku melihat Lailatul-Qodar kemudian dilupakannya, Lailatul-Qodar turun pada 10 akhir (bulan Romadhan) yaitu malam yang terang, tidak dingin dan tidak panas serta tidak turun hujan”. (HR. Ibnu Khuzaimah no.2190 dan Ibnu Hibban no.3688 dan disohihkan oleh keduanya).
Kemudian hadits dari sahabat ‘Ubadah bin Shomit sesungguhnya Rasulullah bersabda (yang artinya) “Sesungguhnya alamat Lailatul-Qodar adalah malam yang cerah dan terang seakan-akan nampak didalamnya bulan bersinar terang, tetap dan tenang, tidak dingin dan tidak panas. Haram bagi bintang-bintang melempar pada malam itu sampai waktu subuh.
Sesungguhnya termasuk dari tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya dalam keadaan tegak lurus, tidak tersebar sinarnya seperti bulan pada malam purnama, haram bagi syaithon keluar bersamanya (terbitnya matahari) pada hari itu”. (HR. Ahmad 5/324, Al-Haitsamy 3/175 dia berkata : perawinya tsiqoh)
5. Terkadang Allah memperlihatkan malam Lailatul-Qodar kepada seseorang dalam mimpinya. Sebagaimana hal ini terjadi pada diri para sahabat Rasulullah .
6. Kenikmatan beribadah dirasakan oleh seseorang pada malam Lailatul-Qodar lebih tinggi dari malam-malam yang lainnya.
Adapun alamat setelah terjadi (yaitu pada pagi harinya) di antaranya:
Matahari terbit pada pagi harinya dalam keadaan tidak tersebar sinarnya dan tidak menyilaukan, berbeda dengan hari-hari biasanya. Hal ini berdasarkan hadits dari sahabat Ubay bin Ka’ab yang mengatakan: “Sesungguhnya Rasulullah mengkabarkan kepada kami: “Sesungguhnya Matahari terbit pada hari itu dalam keaadaan tidak tersebar sinarnya”. (HR. Muslim no.762, 2/828)
Adapun alamat yang menyebutkan bahwa tidak ada atau sedikit gonggongan anjing pada malam Lailatul-Qodar adalah tidak benar, karena terkadang dijumpai pada 10 malam terakhir di bulan Romadlon anjing dalam keadaan menyalak/menggonggo ng. (Syaikh Utsaimin)
....................readmore
Adapun alamat secara langsung (yaitu pada malamnya) di antaranya:
1. Sinar cahaya sangat kuat pada malam Lailatul-Qodar dibandingkan dengan malam-malam yang lainnya. Tanda ini pada zaman sekarang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang tinggal ditempat yang jauh dari sinar listrik atau sejenisnya.
2. Bertambah kuatnya cahaya pada malam itu.
3. Thuma’ninah. Yaitu ketenangan dan kelapangan hati yang dirasakan oleh orang-orang yang beriman lebih kuat dari malam-malam yang yang lainnya.
4. Angin dalam keadaan tenang pada malam Lailatul-Qodar, tidak berhembus kencang (tidak ada badai) dan tidak ada guntur. Hal ini berdasarkan hadits dari sahabat Jabir bin Abdillah sesungguhnya Rasulullah bersabda (yang artinya): “Sesungguhnya Aku melihat Lailatul-Qodar kemudian dilupakannya, Lailatul-Qodar turun pada 10 akhir (bulan Romadhan) yaitu malam yang terang, tidak dingin dan tidak panas serta tidak turun hujan”. (HR. Ibnu Khuzaimah no.2190 dan Ibnu Hibban no.3688 dan disohihkan oleh keduanya).
Kemudian hadits dari sahabat ‘Ubadah bin Shomit sesungguhnya Rasulullah bersabda (yang artinya) “Sesungguhnya alamat Lailatul-Qodar adalah malam yang cerah dan terang seakan-akan nampak didalamnya bulan bersinar terang, tetap dan tenang, tidak dingin dan tidak panas. Haram bagi bintang-bintang melempar pada malam itu sampai waktu subuh.
Sesungguhnya termasuk dari tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya dalam keadaan tegak lurus, tidak tersebar sinarnya seperti bulan pada malam purnama, haram bagi syaithon keluar bersamanya (terbitnya matahari) pada hari itu”. (HR. Ahmad 5/324, Al-Haitsamy 3/175 dia berkata : perawinya tsiqoh)
5. Terkadang Allah memperlihatkan malam Lailatul-Qodar kepada seseorang dalam mimpinya. Sebagaimana hal ini terjadi pada diri para sahabat Rasulullah .
6. Kenikmatan beribadah dirasakan oleh seseorang pada malam Lailatul-Qodar lebih tinggi dari malam-malam yang lainnya.
Adapun alamat setelah terjadi (yaitu pada pagi harinya) di antaranya:
Matahari terbit pada pagi harinya dalam keadaan tidak tersebar sinarnya dan tidak menyilaukan, berbeda dengan hari-hari biasanya. Hal ini berdasarkan hadits dari sahabat Ubay bin Ka’ab yang mengatakan: “Sesungguhnya Rasulullah mengkabarkan kepada kami: “Sesungguhnya Matahari terbit pada hari itu dalam keaadaan tidak tersebar sinarnya”. (HR. Muslim no.762, 2/828)
Adapun alamat yang menyebutkan bahwa tidak ada atau sedikit gonggongan anjing pada malam Lailatul-Qodar adalah tidak benar, karena terkadang dijumpai pada 10 malam terakhir di bulan Romadlon anjing dalam keadaan menyalak/menggonggo ng. (Syaikh Utsaimin)
Malam Lailatul Qodar itu jatuh pada hari ke berapa? oleh Moderator
Di dalam Al-Qur’an tidak diterangkan pada malam ke berapa malam Lailatul Qodar itu jatuh, tetapi di dalam hadits diterangkan bahwa sesungguhnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam beri’tikaf pada 10 hari awal di bulan Ramadhan menginginkan malam Lailatul Qodar, kemudian beliau beri’tikaf pada 10 hari pertengahannya dan mengatakan (yang artinya):
“Sesungguhnya malam Lailatul Qodar itu jatuh pada 10 hari akhir di bulan Ramadhan”. Beliau melihatnya dan beliau sujud di waktu shubuh di tempat yang berair bercampur tanah, kemudian pada malam ke-21 di saat beliau i’tikaf, turunlah hujan maka mengalirlah air hujan tersebut pada atap masjid karena masjid Nabi shallallahu alaihi wa sallam terbuat dari anjang-anjang.
Beliau menjalankan sholat subuh bersama para sahabatnya kemudian beliau sujud. Anas bin Malik berkata: ‘Aku melihat bekas air dan tanah dikeningnya, maka beliau sujud ditempat yang berair bercampur tanah.” (HR. Bukhori no.669 dan 2016, Muslim no.1167, dan 216 dari shohabat Abu Sa’id Al-Khudri).
Hadits di atas menunjukkan bahwa malam Lailatul-Qodar pada saat itu jatuh pada malam yang ke-21. Sedangkan para sahabat Rosululloh melihat dalam mimpi mereka bahwa malam Lailatul-Qodar jatuh pada malam ke 27. (HR. Bukhori no.2015, Muslim no.1165 dari shohabat Abdulloh bin ‘Umar ).
ang shohih dari perbedaan para ulama tentang jatuhnya malam Lailatul-Qodar pada 10 hari terakhir adalah berpindah-pindah pada setiap tahunnya, terkadang pada tahun ini jatuh pada malam yang ke 21, kemudian pada tahun berikutnya jatuh pada malam yang ke 29, 25 atau 24.
Adapun hikmah berpindah-pindahnya malam Lailatul-Qodar supaya orang-orang yang malas menjalankan ibadah, mereka bersemangat untuk menjalankan ibadah pada 10 hari terakhir di bulan Romadlon. Hikmah yang lainnya juga yaitu agar menambah amal shalih seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah. (Syaikh Utsaimin)
....................readmore
“Sesungguhnya malam Lailatul Qodar itu jatuh pada 10 hari akhir di bulan Ramadhan”. Beliau melihatnya dan beliau sujud di waktu shubuh di tempat yang berair bercampur tanah, kemudian pada malam ke-21 di saat beliau i’tikaf, turunlah hujan maka mengalirlah air hujan tersebut pada atap masjid karena masjid Nabi shallallahu alaihi wa sallam terbuat dari anjang-anjang.
Beliau menjalankan sholat subuh bersama para sahabatnya kemudian beliau sujud. Anas bin Malik berkata: ‘Aku melihat bekas air dan tanah dikeningnya, maka beliau sujud ditempat yang berair bercampur tanah.” (HR. Bukhori no.669 dan 2016, Muslim no.1167, dan 216 dari shohabat Abu Sa’id Al-Khudri).
Hadits di atas menunjukkan bahwa malam Lailatul-Qodar pada saat itu jatuh pada malam yang ke-21. Sedangkan para sahabat Rosululloh melihat dalam mimpi mereka bahwa malam Lailatul-Qodar jatuh pada malam ke 27. (HR. Bukhori no.2015, Muslim no.1165 dari shohabat Abdulloh bin ‘Umar ).
ang shohih dari perbedaan para ulama tentang jatuhnya malam Lailatul-Qodar pada 10 hari terakhir adalah berpindah-pindah pada setiap tahunnya, terkadang pada tahun ini jatuh pada malam yang ke 21, kemudian pada tahun berikutnya jatuh pada malam yang ke 29, 25 atau 24.
Adapun hikmah berpindah-pindahnya malam Lailatul-Qodar supaya orang-orang yang malas menjalankan ibadah, mereka bersemangat untuk menjalankan ibadah pada 10 hari terakhir di bulan Romadlon. Hikmah yang lainnya juga yaitu agar menambah amal shalih seseorang untuk mendekatkan diri kepada Allah. (Syaikh Utsaimin)
Hidup oleh Moderator
HIDUP KITA CUMA DI DALAM 3 HARI:
Semalam ~ Sudah menjadi sejarah.
Hari Ini ~ Apa yang sedang kita lakukan.
Esok ~ Hari yang belum pasti.
Hisablah hari pertama semoga hari yang kedua kita lebih baik kerana mungkin ajal kita pada hari yang kedua.
HIDUP CUMA DALAM 2 NAFAS:
Nafas Naik.
Nafas Turun.
Hargailah Nafas yang naik kerana udara yang disedut adalah pemberian ALlah secara percuma dan carilah keredhaan~Nya dalam menggunakannya.
Bertaubatlah dalam Nafas yang kedua kerana mungkin itu nafas yang terakhir keluar dari tubuh bersama nyawa dan roh untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
HIDUP CUMA ADA 2 PILIHAN :
Hidup dalam keredhaan ALLAH.
Hidup dalam kemurkaan ALLAH.
HIDUP YANG ABADI CUMA ADA 2 TEMPAT :
Kekal di dalam neraka.
Kekal di dalam syurga.
Ingatlah kecelakaan neraka itu amat mengerikan dan kita hanya diyakinkan oleh keyakinan kita kepada rukun IMAN. Rukun Iman itu pula ada 6 dan apabila hilang salah satu daripadanya maka hilanglah ia.
Kelazatan dan kesejahteraan syurga itu maha HEBAT. Tidak terduga oleh fikiran kita dan untuk mendapatkannya terjemahkan rukun ISLAM yang 5 itu dan puncaknya adalah SOLAT ...
Oleh itu, tidakkah kita semestinya bersyukur atas segala nikmat yang ALLAHkurniakan kepada kita ... Sekurang-kurangnya ALLAH telah memberi udara secara percuma untuk kita berzikir mengingati~Nya setiap detik dan ketika, hinggalah kita kembali kepada ALLAH dalam keadaan jiwa yang tenang ... lalu masuk ke dalam syurga dalam keadaan kita redha dan ALLAH meredhai.
Semoga kita semua berbahagia + sejahtera senantiasa .. di dunia jua di akhirat kelak serta di dalam rahmat ALLAH s.w.t.
....................readmore
Semalam ~ Sudah menjadi sejarah.
Hari Ini ~ Apa yang sedang kita lakukan.
Esok ~ Hari yang belum pasti.
Hisablah hari pertama semoga hari yang kedua kita lebih baik kerana mungkin ajal kita pada hari yang kedua.
HIDUP CUMA DALAM 2 NAFAS:
Nafas Naik.
Nafas Turun.
Hargailah Nafas yang naik kerana udara yang disedut adalah pemberian ALlah secara percuma dan carilah keredhaan~Nya dalam menggunakannya.
Bertaubatlah dalam Nafas yang kedua kerana mungkin itu nafas yang terakhir keluar dari tubuh bersama nyawa dan roh untuk meninggalkan dunia yang fana ini.
HIDUP CUMA ADA 2 PILIHAN :
Hidup dalam keredhaan ALLAH.
Hidup dalam kemurkaan ALLAH.
HIDUP YANG ABADI CUMA ADA 2 TEMPAT :
Kekal di dalam neraka.
Kekal di dalam syurga.
Ingatlah kecelakaan neraka itu amat mengerikan dan kita hanya diyakinkan oleh keyakinan kita kepada rukun IMAN. Rukun Iman itu pula ada 6 dan apabila hilang salah satu daripadanya maka hilanglah ia.
Kelazatan dan kesejahteraan syurga itu maha HEBAT. Tidak terduga oleh fikiran kita dan untuk mendapatkannya terjemahkan rukun ISLAM yang 5 itu dan puncaknya adalah SOLAT ...
Oleh itu, tidakkah kita semestinya bersyukur atas segala nikmat yang ALLAHkurniakan kepada kita ... Sekurang-kurangnya ALLAH telah memberi udara secara percuma untuk kita berzikir mengingati~Nya setiap detik dan ketika, hinggalah kita kembali kepada ALLAH dalam keadaan jiwa yang tenang ... lalu masuk ke dalam syurga dalam keadaan kita redha dan ALLAH meredhai.
Semoga kita semua berbahagia + sejahtera senantiasa .. di dunia jua di akhirat kelak serta di dalam rahmat ALLAH s.w.t.
Tarbiah Ramadan jangan dilupakan oleh Moderator
Kita semua menyedari bahawa pada waktu dan saat begini, kemeriahan menyambut awal Syawal atau hari raya semakin dirasai. Masing-masing sudah berkira-kira dan merancang perjalanan untuk pulang ke kampong atau membuat persiapan menyambut hari lebaran.
Kesabaran menahan lapar dan dahaga sepanjang siang Ramadan juga sewajarnya menjadikan diri kita lebih sabar menjalani liku-liku kehidupan.
Sememangnya agama Islam tidak melarang kita membuat persediaan bagi memeriahkan sambutan hari raya. Ini kerana hari raya adalah hari kemenangan kita ummat Islam melaksanakan rukun Islam ketiga dan berjaya menumpaskan hawa nafsu dan godaan syaitan.
Cuma kita diberi peringatan agar jangan mengabaikan nilai dan roh Ramadan sehingga seolah-olah ibadah puasa yang kita kerjakan langsung tiada memberi kesan yang baik kepada diri kita. Sewajarnya sembahyang terawih yang dikerjakan setiap malam Ramadan dapat membiasakan kita mengamalkan sembahyang-sembahya ng sunat yang lain.
Kesabaran menahan lapar dan dahaga sepanjang siang Ramadan juga sewajarnya menjadikan diri kita lebih sabar menjalani liku-liku kehidupan.
Latihan kesabaran tersebut dapat membuang sikap panas baran, gopoh-gapah dan mementingkan diri sendiri yang mungkin menjadi kebiasaan kita sebelum ini .
Begitu juga, berpuasa dapat mengembalikan kesihatan tubuh badan yang mungkin sebelum ini kita tidak berkesempatan mengamalkan pemakanan yang seimbang.
....................readmore
Kesabaran menahan lapar dan dahaga sepanjang siang Ramadan juga sewajarnya menjadikan diri kita lebih sabar menjalani liku-liku kehidupan.
Sememangnya agama Islam tidak melarang kita membuat persediaan bagi memeriahkan sambutan hari raya. Ini kerana hari raya adalah hari kemenangan kita ummat Islam melaksanakan rukun Islam ketiga dan berjaya menumpaskan hawa nafsu dan godaan syaitan.
Cuma kita diberi peringatan agar jangan mengabaikan nilai dan roh Ramadan sehingga seolah-olah ibadah puasa yang kita kerjakan langsung tiada memberi kesan yang baik kepada diri kita. Sewajarnya sembahyang terawih yang dikerjakan setiap malam Ramadan dapat membiasakan kita mengamalkan sembahyang-sembahya ng sunat yang lain.
Kesabaran menahan lapar dan dahaga sepanjang siang Ramadan juga sewajarnya menjadikan diri kita lebih sabar menjalani liku-liku kehidupan.
Latihan kesabaran tersebut dapat membuang sikap panas baran, gopoh-gapah dan mementingkan diri sendiri yang mungkin menjadi kebiasaan kita sebelum ini .
Begitu juga, berpuasa dapat mengembalikan kesihatan tubuh badan yang mungkin sebelum ini kita tidak berkesempatan mengamalkan pemakanan yang seimbang.
Lailatul Qadar oleh Moderator
Lailatul Qadar adalah malam yang dianugerahkan kepada umat Nabi Muhammad s.a.w. dan tiada siapa yang tahu bila berlakunya malam tersebut walau diri Baginda sendiri. Sungguhpun demikian, Baginda menasihatkan umatnya supaya sentiasa memperbanyak dan mempertingkatkan amal ibadah khususnya pada malam-malam ganjil pada akhir Ramadan.
Sabda Baginda dalam sebuah hadis riwayat Bukhari :
Maksudnya : " Carilah malam Lailatul Qadar pada malam ganjil sepuluh terakhir Ramadan " . ( Hadis riwayat bukhari )
Justeru, langkah terbaik supaya kita tidak terlepas peluang keemasan malam tersebut hedaklah kita terus beristiqamah melakukan amal ibadah dan memperbanyakkan lagi pada sepuluh malam terakhir terutama pada malam-malam ganjil. Janganlah pula kita terlalu sibukkan diri dengan mementingkan persediaan menyambut hari raya sehingga melupakan dan meringan-ringan amal ibadah .
....................readmore
Sabda Baginda dalam sebuah hadis riwayat Bukhari :
Maksudnya : " Carilah malam Lailatul Qadar pada malam ganjil sepuluh terakhir Ramadan " . ( Hadis riwayat bukhari )
Justeru, langkah terbaik supaya kita tidak terlepas peluang keemasan malam tersebut hedaklah kita terus beristiqamah melakukan amal ibadah dan memperbanyakkan lagi pada sepuluh malam terakhir terutama pada malam-malam ganjil. Janganlah pula kita terlalu sibukkan diri dengan mementingkan persediaan menyambut hari raya sehingga melupakan dan meringan-ringan amal ibadah .
Nikmat Malam Sepuluh Akhir Ramadan oleh Moderator
Adalah sungguh bijak bagi kita merebut segala peluang yang Allah sediakan pada hari-hari terakhir Ramadan daripada kita mensia-siakan baki sepuluh akhir Ramadan.
Ini kerana kita tidak pasti lagi sama ada kita berpeluang atau tidak menyambut Ramadan pada tahun hadapan. Kerana sesungguhnya Allah telah menyediakan satu malam yang nilai keberkatan dan ganjaran pahala pada malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan.
Firman Allah dalam surah al-Qadar :
Maksudnya : " Sesungguhnya kami telah menurunkan (al-Quran) ini pada malam Lailatul Qadar. Apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran malam Lailatul Qadar? malam Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka kerana membawa segala perkara ( yang ditakdirkan berlakunya pada tahun berikut ) . Sejahteralah malam ( yang barakah ) itu hingga terbit fajar " . (Surat al-Qadar ayat :1-5 )
Kita akan merasa kesal jika mensia-siakan peluang keemasan yang Allah sediakan kepada kita iaitu malam Lailatul Qadar. Kerana segala amal ibadah yang dilakukan pada malam tersebut, ganjaran berlipat kali ganda.
Janganlah kita seolah-olah merasakan amal ibadah kita telah banyak sehingga mengabaikan malam tersebut.
Malam Lailatul Qadar adalah malam untuk kita melipatgandakan amal ibadah dan mengumpul sebanyak-banyaknya pahala sebagai bekalan ketika bertemu Allah di akhirat kelak. Sedangkan Rasulullah s.a.w.
Sendiri menanti-nanti malam tersebut dan melipatgandakan amalan Baginda, inikan lagi kita sebagai hamba yang banyak melakukan dosa dan sedikit amal.
Dalam sebuah Hadis ada menyatakan bahawa Saidatina Aisyah r.a. berkata : Maksudnya : " Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. apabila masuk sepuluh hari terakhir Ramadan, Baginda akan mempertingkatkan amal ibadah, menghidupkan malam dan mengejutkan ahli keluarga " . ( Hadis riwayat bukhari )
....................readmore
Ini kerana kita tidak pasti lagi sama ada kita berpeluang atau tidak menyambut Ramadan pada tahun hadapan. Kerana sesungguhnya Allah telah menyediakan satu malam yang nilai keberkatan dan ganjaran pahala pada malam tersebut lebih baik daripada seribu bulan.
Firman Allah dalam surah al-Qadar :
Maksudnya : " Sesungguhnya kami telah menurunkan (al-Quran) ini pada malam Lailatul Qadar. Apa jalannya engkau dapat mengetahui apa dia kebesaran malam Lailatul Qadar? malam Lailatul Qadar lebih baik daripada seribu bulan. Pada malam itu, turun malaikat dan Jibril dengan izin Tuhan mereka kerana membawa segala perkara ( yang ditakdirkan berlakunya pada tahun berikut ) . Sejahteralah malam ( yang barakah ) itu hingga terbit fajar " . (Surat al-Qadar ayat :1-5 )
Kita akan merasa kesal jika mensia-siakan peluang keemasan yang Allah sediakan kepada kita iaitu malam Lailatul Qadar. Kerana segala amal ibadah yang dilakukan pada malam tersebut, ganjaran berlipat kali ganda.
Janganlah kita seolah-olah merasakan amal ibadah kita telah banyak sehingga mengabaikan malam tersebut.
Malam Lailatul Qadar adalah malam untuk kita melipatgandakan amal ibadah dan mengumpul sebanyak-banyaknya pahala sebagai bekalan ketika bertemu Allah di akhirat kelak. Sedangkan Rasulullah s.a.w.
Sendiri menanti-nanti malam tersebut dan melipatgandakan amalan Baginda, inikan lagi kita sebagai hamba yang banyak melakukan dosa dan sedikit amal.
Dalam sebuah Hadis ada menyatakan bahawa Saidatina Aisyah r.a. berkata : Maksudnya : " Sesungguhnya Rasulullah s.a.w. apabila masuk sepuluh hari terakhir Ramadan, Baginda akan mempertingkatkan amal ibadah, menghidupkan malam dan mengejutkan ahli keluarga " . ( Hadis riwayat bukhari )
Puasa Meningkatkan Ketaqwaan oleh Moderator
Salah satu hikmah diwajibkan berpuasa adalah untuk meningkatkan ketaqwaan kita kepada Allah. Firman Allah s.w.t. dalam surah al-Baqarah ayat 183 : Maksudnya : " Wahai orang-orang yang beriman, kamu diwajibkan berpuasa sebagaimana diwajibkan ke atas orang-orang terdahulu daripada kamu supaya kamu bertaqwa " .
Berdasarkan Firman Allah ini, jelaslah kepada kita bahawa kesan puasa bagi orang yang beriman ialah bertambah ketaqwaan kepada Allah. Justeru, setelah hampir sebulan kita berpuasa, apakah kita merasai taqwa kita bertambah atau berkurang?.
Apakah jiwa kita semakin bersemangat membanyakkan amal ibadah atau jiwa kita semakin lalai dan meringankan ibadah?
Apakah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan ini, kita semakin banyak membaca al-Quran, banyak bersedekah, beriktikaf, banyak berzikir dan beristiqfar ?
Ataupun pada sepuluh hari terakhir Ramadan ini, kita habiskan masa dengan membeli-belah, membuat persiapan hari raya yang berlebihan, meninggalkan sembahyang terawih, kurang membaca al-Quran dan berbual-bual kosong sehingga melupakan kelebihan di akhir Ramadhan?.
....................readmore
Berdasarkan Firman Allah ini, jelaslah kepada kita bahawa kesan puasa bagi orang yang beriman ialah bertambah ketaqwaan kepada Allah. Justeru, setelah hampir sebulan kita berpuasa, apakah kita merasai taqwa kita bertambah atau berkurang?.
Apakah jiwa kita semakin bersemangat membanyakkan amal ibadah atau jiwa kita semakin lalai dan meringankan ibadah?
Apakah pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan ini, kita semakin banyak membaca al-Quran, banyak bersedekah, beriktikaf, banyak berzikir dan beristiqfar ?
Ataupun pada sepuluh hari terakhir Ramadan ini, kita habiskan masa dengan membeli-belah, membuat persiapan hari raya yang berlebihan, meninggalkan sembahyang terawih, kurang membaca al-Quran dan berbual-bual kosong sehingga melupakan kelebihan di akhir Ramadhan?.
10 akhir Ramadan oleh Moderator
Tingkatkan amalan di malam 10 akhir Ramadan
"Ya Allah, bimbinglah kami mencari redhamu"
SEDAR tidak sedar, kini kita sudah berada di penghujung bulan Ramadan, ada baiknya jika kita renungkan kembali, apakah kita pasti bahawa ibadah puasa yang telah kita lakukan selama ini telah diterima oleh Allah?
Apakah kita masih melakukan perkara-perkara yang mencacatkan pahala puasa? Apakah puasa kita layak diberi ganjaran pahala oleh Allah? Atau kita hanya mendapat lapar dan dahaga tanpa sebarang pahala?.
Sesungguhnya hanya diri kita sendiri yang dapat menilai kualiti ibadah puasa yang telah kita lakukan. Ini kerana ibadah puasa adalah rahsia antara seorang hamba dengan tuhannya.
Sabda Rasulullah s.a.w. :
Maksudnya : " Sesiapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan pengharapan akan diampunkan segala dosanya yang telah lalu " .
( H.R. Bukhari dan Muslim )
....................readmore
"Ya Allah, bimbinglah kami mencari redhamu"
SEDAR tidak sedar, kini kita sudah berada di penghujung bulan Ramadan, ada baiknya jika kita renungkan kembali, apakah kita pasti bahawa ibadah puasa yang telah kita lakukan selama ini telah diterima oleh Allah?
Apakah kita masih melakukan perkara-perkara yang mencacatkan pahala puasa? Apakah puasa kita layak diberi ganjaran pahala oleh Allah? Atau kita hanya mendapat lapar dan dahaga tanpa sebarang pahala?.
Sesungguhnya hanya diri kita sendiri yang dapat menilai kualiti ibadah puasa yang telah kita lakukan. Ini kerana ibadah puasa adalah rahsia antara seorang hamba dengan tuhannya.
Sabda Rasulullah s.a.w. :
Maksudnya : " Sesiapa yang berpuasa Ramadan dengan penuh keimanan dan pengharapan akan diampunkan segala dosanya yang telah lalu " .
( H.R. Bukhari dan Muslim )
Puasa Tanpa Izin
Kategori : IBADAH Puasa
Tajuk :
Puasa Tanpa Izin
Hadith :
Dari Abu Hurairah r.a, katanya, Nabi s.a.w bersabda:”Seorang wanita janganlah berpuasa (sunat) ketika suaminya ada, melainkan dengan izin suaminya; dan janganlah dia membolehkan orang lain masuk ke rumahnya melainkan dengan izin suaminya; dan sesuatu yang disedekahkan isteri dari hasil usaha suaminya tanpa perintah suami, pahalanya seperdua bagi suami.”
(Muslim)
Huraian
Hadith ini menjadi dalil bahawa haram atas isteri mengerjakan puasa sunat melainkan dengan izin suaminya, kecuali kalau suaminya tidak ada bersama kerana pergi keluar negeri maka ia boleh mengerjakan puasa sunat dan tidak memerlukan izin suaminya. Jelasnya hak suami adalah satu perkara yang wajib dan tidak boleh dicuaikan kerana melakukan suatu yang sunat.
....................readmore
Tajuk :
Puasa Tanpa Izin
Hadith :
Dari Abu Hurairah r.a, katanya, Nabi s.a.w bersabda:”Seorang wanita janganlah berpuasa (sunat) ketika suaminya ada, melainkan dengan izin suaminya; dan janganlah dia membolehkan orang lain masuk ke rumahnya melainkan dengan izin suaminya; dan sesuatu yang disedekahkan isteri dari hasil usaha suaminya tanpa perintah suami, pahalanya seperdua bagi suami.”
(Muslim)
Huraian
Hadith ini menjadi dalil bahawa haram atas isteri mengerjakan puasa sunat melainkan dengan izin suaminya, kecuali kalau suaminya tidak ada bersama kerana pergi keluar negeri maka ia boleh mengerjakan puasa sunat dan tidak memerlukan izin suaminya. Jelasnya hak suami adalah satu perkara yang wajib dan tidak boleh dicuaikan kerana melakukan suatu yang sunat.